Karyawan Mulai Pelajari Distribusi Air Batam
Badan Pengusahaan (BP) Batam bersama PT Moya Indonesia, menandatangani kerjasama pengelolaan air bersih di Batam. Kerjasama masa transisi itu akan berlangsung selama enam bulan sejak 16 November 2020.
BATAM – SELAMA masa transisi itu, Moya menjamin distribusi air ke pelanggan akan berjalan lancar.
Chief Executive Officer PT Moya Indonesia, Mohammad Selim, Senin (14/9) menegaskan komitmen usai menandatangani kerjasama dengan BP Batam. Hadir Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, Wakil Kepala BP Batam, Purwiyanto, anggota Bidang Pengusahaan, Syahril Japarin, Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan, Binsar Tambunan dan Kabiro Humas, Protokol dan Promosi BP, Dendi Gustinandar.
”Kami jamin setelah tanggal 15 November, tidak akan ada gangguan air,” kata Selim.
Diakui Selim, pihaknya berkomitmen menjaga distribusi air, walau peralihan terakhir pada 15 November 2020 malam.
”Kami akan jaga, karena membawa nama Moya Indonesia. Bukan hal baru. Di Jawa kami mengelola 20ribu liter per detik,” tegasnya.
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batam akan mulai siapkan, walau proses serah terima belum dilakukan. Pihaknya diakui akan mulai menempatkan pegawainya di Batam. ”Hari ini karyawan mulai ada di Batam. Mereka akan mempersiapkan untuk kita mulai kelola air,” bebernya.
Sementara Direktur PT Moya Indonesia, Sjahrun Sjahman Sikar mengatakan, PT Moya Indonesia, merupakan perusahaan nasional. Bergerak dalam pengelolaan air minum swasta, industri, komersial dan non komersial.
”Kami ditetapkan Kepala BP jadi pengelola air, 4 September 2020,” katanya.
Disebutkan, mereka melakukan tugas selama enam bulan mulai 15 November 2020. Mereka akan berperan sebagai penopang dalam lingkup manajemen dan operasonal pengelolaan SPAM untuk warga Batam.
”Kami akan bertugas untuk produksi dengan mengambil air baku dari sumber waduk, yang disalurkan ke IPA. Selanjutnya diolah jadi air bersih dengan standar air minum,” tegasnya.
Kemudian pihaknya akan melakukan distribusi air bersih kepada pelanggan. Pemeliharaan jaringan perpipaan, pemeliharaan dan pengelolaan air. Selanjutnya, melakukan pelayanan kepada pelanggan.
”Pelayanan pelanggan meliputi pelayanan sambungan baru, permintaan air dan pembuatan rekening. Termaksud pembayaran tagihan dan administrasi lainnya,” imbuhnya.
Dijanjikan, mereka akan mengedepankan keahlian, kemampuan maupun pengalamannya dalam membangun dan mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air (IPA).
”Moya Indonesia berkeyakinan dapat mengemban tugas caretaker ini dengan baik. Sebagaimana dilakukan di Astra Jakarta, Tangerang, Moya Bekasi, Tangerang, AAI, ASB dan TTC,” imbuhnya.
Sementara Kepala BP Batam, HM Rudi menyampaikan harapan, distribusi air untuk investasi dan lainnya tidak ada mengalami kendala apapun. Dia sempat menyinggung mengenai pemadaman air bergilir (rationing) yang juga sempat terjadi beberapa waktu lalu.
”Selama enam bulan kedepan peristiwa serupa tidak boleh terjadi kembali,” tegas Rudi.
Diakui, pemilihan PT Moya Indonesia sebagai pengelola air baku di Batam dalam masa ransisi 6 bulan kedepan, ditujukan untuk memberikan pelayanan distribusi air menjadi lebih baik lagi.
Rudi mengingatkan, setelah masa transisi berakhir pada Januari 2021 mendatang, BP Batam akan membuka tender penngelolaan air baku untuk masa konsesi kedua selama 25 tahun. Tender in pun, nantinya akan terbuka bagi siapa saja yang memenuhi persyaratan.
”ATB mau ikut lagi dalam tender itu juga kita persilahkan,” paparnya.(mbb)