BATAM – PT PGN membantu pemerintah, menekan defisit neraca migas dalam mengurangi impor BBM. Upaya itu, sekaligus mensukseskan program pemerintah, untuk penggunaan energi ramah lingkungan. Salah satunya, dengan memperluas pemanfaatan gas bumi di sektor transportasi dalam bentuk Liquified Natural Gas (LNG).
Karena itu, PGN menandatangani nota kesepahaman dengan APTRINDO (Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia), Jumat (6/3), di Jakarta. Nota kesepahaman ditandatangani Direktur Strategi dan Pengembangan PGN, Syahrial Mukhtar dan Ketua Umum DPP APTRINDO Gemilang Tarigan
“MoU ditandatangani, mengenai implementasi penggunaan bahan bakar LNG untuk truk logistik yang tergabung dalam APTRINDO,” kata Syahrial.
Bagi PGN, kerjasama ini adalah moment yang sangat istimewa karena dihadiri oleh stakeholder utama yaitu para pengusaha truk logistik, regulator dan kementerian terkait. Maka dari itu, PGN memiliki motivasi yang besar untuk kelangsungan kerjasama yang optimal bagi APTRINDO.
PGN sebagai bagian dari Holding Migas Pertamina dan perannya sebagai subholding gas memiliki peran untuk meningkatkan pemanfaatan gas domestik di Indonesia, salah satunya adalah penyerapan LNG domestik. Dengan terintegrasinya bisnis gas dari hulu ke hilir, PGN percaya mampu memberikan jaminan supply LNG secara berkelanjutan.
“Tapi untuk tahap pertama, ini dilakukan di Pulau Jawa dulu,” ungkap Humas PGN Batam, Riza Buana.
Lebih lanjut, Syahrial mengatakan, untuk melaksanakan kerja sama ini, PGN menunjuk anak usahanya yaitu PT Gagas Energi Indonesia (GAGAS). โSalah satu sektor yang berpotensi menggunakan LNG adalah sektor transportasi. Khususnya kendaraan logistik atau komersial,” terangnya.
Diakui, kerja sama ini, diharapkan dapat memberikan benefit yang optimal untuk para anggota APTRINDO. Itu juga diakui, sejalan dengan program pemerintah dalam membangun infrastruktur trans Sumatera dan Trans Jawa.
“Mengingat truk logistik mempunyai kontribusi yang besar sebagai armada untuk mengangkut hasil produksi, baik hasil pertanian, perkebunan maupun industri,” imbuh dia.
Sehingga, efisiensi energi bagi sektor logistik menjadi upaya nyata PGN membantu sektor industri dalam efisiensi operasional logistiknya. “Pelaksanaan kerja sama ini akan terlebih dahulu menggunakan skema pilot project dengan investasi, sekitar 1 juta dolar AS,” harapnya.
Menurut dia, penggunaan LNG sebagai bahan bakar, mampu menghasilkan pembakaran yang lebih kompetitif, bersih dan ramah lingkungan. Dari segi mesin, performa mesin tidak jauh berbeda tetapi efek suara mesin menjadi lebih tidak bising daripada mesin diesel.
“Keamanan bahan bakar juga lebih terjamin, karena saat bocor akan langsung menguap dengan cepat dan tidak tumpah seperti diesel fueld,” janjinya.
Sementara dari segi daya jelajah untuk per 1 liter bahan bakar. Kemudian, tangki bahan bakar LNG memiliki volume yang lebih besar dengan kapasitas standar tangki yang bervariasi hingga mencapai 450 liter untuk menempuh 1.000 km.
“Guna mendukung inisiatif ini, GAGAS siap untuk membangun LNG Refuelling Station yang rencananya akan di bangun di sejumlah titik di sepanjang jalur logistik di pulau Jawa terlebih dulu,” ujar dia.
Sementara Direktur Utama GAGAS, Muhammad Hardiansyah mengatakan, konversi truk logistik ini menjadi key driver dalam pemanfaatan small scale LNG. “Sehingga memerlukan infrastruktur dalam penyaluran bahan bakar LNG,” katanya.
Ketua Umum APTRINDO, Gemilang Tarigan mengatakan, bahwa pihaknya telah melakukan kajian terkait penggunaan gas. Gas bumi dijadikan alternatif bahan bakar transportasi truk. Bahan bakar gas dinilai merupakan salah satu solusi dari permasalahan dalam penggunaan bahan bakar truk logistik saat ini.
“Gas juga dipandang lebih efsien dan lebih bersih dari bahan bakar lainnya,” kata dia.
APTRINDO berharap bahwa LNG dapat digunakan oleh truk-truk milik para anggota APTRINDO. Diakui, tiap tahun ada pertumbuhan jumlah truk, sehingga dapat meningkatkan kebutuhan impor BBM dan subsidi energi.
“PGN memberikan solusi dengan konversi bahan bakar menggunakan LNG. Jika konversi bisa dilakukan untuk 10.000 truk per tahun, maka dapat menyerap pasokan LNG domestik sebesar 18.5 BBTUD,” imbuhnya.(mbb)