BATAM – Pemanfaatkan teknologi informasi di daerah perbatasan Indonesia, terutama di Batam, terus berkembang. Termasuk didalamnya dalam transaksi non tunai atau elektronik. Pemanfaatan aplikasi non tunai, sudah sampai ke pelaku UMKM di Batam. Seperti belanja makanan, minuman dan lainnya. Sehingga warga tidak perlu membawa-bawa dompet tebal atau ATM yang banyak.
Dalam mempermudah transaksi itu, Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepri, Senin (9/3), meluncurkan QRIS sebagai code Indonesia standard, untuk seluruh pembayaran. Pemanfaatannya mudah dilakukan dan mudah disediakan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Batam.
“Belanja makan, membeli kopi juga sudah bisa pakai QRIS. Jaman sekarang, tidak perlu bawa dompet tebal-tebal. Tinggal bawa QRIS di HP. Tidak perlu mendownload aplikasi,” kata seorang warga, Cindy di Batam.
Dengan sistem transaksi online itu, pelaku usaha juga tidak perlu menyediakan uang pecahan, untuk kembalian uang belanja pelanggan. Pedagang juga bisa lebih efisien dari segi waktu. Sementara pelanggan atau pembeli, tidak perlu membayar dengan banyak aplikasi.
“Tidak perlu membayar dengan banyak code di depan kasir. Seperti melalui Link, Gopay, MBCA atau lainnya. Qris bisa digunakan pedagang, restoran, tempat ibadah hinggapasar tradisional. Agar UMKM dan pasar tradisional lebih laris,” ungkap Cindy.
Kepala Kantor Perwakilan BI Kepri, Musni Hardi Kasuma Atmaja mengatakan, QRIS atau QR Code Indonesian Standard menjadi standar QR code untuk pembayaran di Indonesia. Dengan QRIS, pelaku usaha UMKM dapat menggunakan model pembayaran secara non tunai dengan hanya 1 macam QR Code.
“Sebelumnya sudah ada QR untuk membayar. Sekarang disempurnakan. QRIS, bisa melakukan pembayaran semua. Termaksud untuk bayar Gopay, dan lainnya,” ungkap Musni.
Diakui, QRIS menjadi cara pembayaran terkini. Sehingga, masyarakat bisa lebih tenang saat transaksi. Dengan satu QR Code, bisa menerima pembayaran dari aplikasi penyelenggara manapun. Baik dari bank atau non-bank. Bahkan akan dapat menerima pembayaran dari turis manca negara.
“Kedepan, akan lebih khawatir ketinggalan ponsel dari pada ketinggalan dompet. Karena inovasi kekinian, sudah masuk ke teknologi digital, untuk membayar dan lainnya,” beber dia.
Dengan sistem digital ini, maka masyarakat dan pelaku usaha UMKM di Batam juga tidak perlu, khawatir dengan uang palsu. “Lebih penting, dengan transaksi digital, lebih cepat, aman, efisien,” sambung dia.
Diharapkan, dengan sistem pembayaran digital itu, perbankan bisa memantau pergerakan dan proses transaksi dunia usaha. Perbankan juga bisa memantau cash flow. Dengan tercatatnya transaksi penjualan maka akan membangun credit profile bagi penyedia pinjaman seperti bank.
“Kredit dunia usaha juga bisa dipantau dan dibantu. Ini akan membantu usaha mikro, usaha menengah maupun di pasar dagang lainnya,” terang Musni.
Salah satu keunggulan QRIS, diantaranya, antar aplikasi pemain, baik bank ataupun non-bank sudah saling terhubung. Termasuk bank-bank di daerah. Dengan QRIS, dapat mendorong kemajuan sektor UMKM, termasuk koperasi.
“Tentunya mempercepat akses keuangan bagi pelaku usaha dimanapun dan siapapun dia. Sehingga membantu peningkatan aktivitas inklusi ekonomi,” harapnya.
Menurut Musni, QRIS mendatangkan banyak manfaat bagi pelaku UMKM atau merchant, Pemda, dan pengguna lain. Bagi pelaku UMKM, pembayaran menggunakan QRIS mengikuti tren pembayaran non tunai digital. Metode pembayaran bagi customer, memperluas pangsa pembeli.
“Khususnya generasi muda yang tentunya berpotensi meningkatkan omset penjualan,” imbuh Musni.
Sementara untuk pemerintah daerah, QRIS dapat membantu pendataan jumlah pelaku UMKM. Dimana, setiap pelaku UMKM memperoleh nomor ID Nasional (NMID). QRIS juga dapat dimanfaatkan untuk menjadi sumber data baru untuk mendukung formulasi kebijakan yang lebih tepat.
“Konsumen (pengguna) juga dapat melakukan monitoring pengeluaran karena semua data pembayaran tercatat secara real time dan dapat dipantau dengan mudah,” imbuh dia.
Pernyataan senada disampaikan Asisten Ekbang Pemko Batam, Pebrialin. QRIS diakui, dapat memudahkan dunia usaha dan masyarakat. “Kemudahan ini semoga menjadi lebih baik untuk alat belanja. Bukan berarti masyarakat Batam, yang menjadi konsumtif. Namun untuk menjaga kenyamanan dan keamanan warga juga,” harap Pebrialin.
Dinilai, QRIS akan menjamin keamanan transaksi masyarakat. “Qris ini bentuk kemajuan zaman, maka kita harus ikut dengan kemajuan zaman. Jika tidak, kita akan tertinggal. Saat ini pilihan ada di masyarakat, masyarakat yang menentukan akan menggunakan layanan yang mana,” imbuh dia.
Transaksi non tunai sudah dijalankan sejak beberapa tahun belakangan ini di Batam. Terutama di lokasi pusat UMKM dan juga daerah wisata Batam. Salah satunya di Golden City, Bengkong, Batam. Fasilitas transaksi digital atau non tunai tidak bisa dinikmati wisatawan nusantara, namun mancanegara.
Menurut Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, program transaksi non tunai atau digital, sudah digencarkan di Batam, sejak tahun 2017. Transaksi non tunai, diakui sangat bermanfaat bagi Batam, sebagai kota meeting, incentives, convention, echibitions (MICE).
“Transaksi non tunai, sudah berjalan luas di daerah. Masyarakat sudah menggunakan transaksi non tunai, mulai transfer, belanja, dan pembayaran,” bebernya.(mbb)