Pertamina Wilayah Kepri bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam, mengambil tindakan tegas, terhadap pedagang eceran elpiji subsidi ukuran 3kg yang tidak memenuhi ketentuan.
BATAM – Sebanyak 15 tabung elpiji disita dari pengecer di Simpang Jembatan Barelang, Batam. Tindakan itu diambil setelah tim Pertamina beberapa kali turun ke lapangan dan mengingatkan agar tidak ada pihak yang menjadi pengecer elpiji.
Tindakan tegas yang diambil Pertamina itu diungkapkan Sales Branch Manager Pertamina Kepri, William Handoko, Sabtu (30/11) di Batam. Diakui, pihaknya turun bekerjasama dengan Disperindag Batam, ke pengecer di wilayah Batu aji sagulung, simpang jembatan barelang.
”Ditemukan 15 tabung yang di jual oleh pengecer dan langsung dilakukan penyitaan,” ungkapnya.
Ditegaskan, tidak ada istilah pengecer penjualan elpiji 3 kg. Penyaluran Elpiji 3kg hanya sampai di titik pangkalan untuk langsung melayani kebutuhan masyarakat.
”Kami mengimbau masyarakat untuk membeli gas LPG Subsidi 3 Kg di pangkalan resmi dengan Harga sesuai HET yaitu 18.000 untuk Kota Batam,” himbaunya.
Diminta, jika masyarakat mengetahui adanya permainan di pangkalan elpiji, harap segera melaporkannya kepada Pertamina. Warga bisa menghubungi contact center 135.
”Ketika ada pangkalan yang terbukti melanggar aturan, pasti kami jatuhkan sanksi tegas. Jangan main-main dengan barang Subsidi,” tegas William.
Untuk sidak, Pertamina sudah beberapa kali turun di Batam. Sementara untuk penyitaan ini kali kedua dilakukan di Batuaji dan Sagulung. Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR I, Roby Hervindo meminta agar masyarakat tidak panik dengan gas. Jumlah kuota gas yang tersedia mencukupi hingga akhir tahun.
”Kuota elpiji untuk Kepri cukup. Seperti kuota November, jumlahnya sama dengan realisasi. Kita siapkan 31 ribu matrik ton dan realisasi segitu,” kata Roby.
Terkait peluang dilakukan penambahan pangkalan untuk mendekatkan gas dengan warga, Roby menilai jika saat ini jumlahnya sudah cukup. Bahkan dinilai di Batam jumlah pangkalan gas sudah banyak.
”Di Batam sudah padat pangkalan. Kalau mau, di pinggiran (hiterland). Seperti dipulau-pulau,” katanya. (MARTUA)