Ketua BKOW Provinsi Kepri Hj Rosmeri Isdianto mengikuti Dialog Interaktif Sempena Peringatan Hari Ibu ke-91 Tingkat Provinsi Kepri tahun 2019 bersama RRI Tanjungpinang, Senin (16/12). Rosmeri mengatakan, kaum perempuan memiliki peran yang luar biasa yang tidak bisa dipandang sebelah mata, terutama untuk bersumbangsih bagi pembangunan.
“Perempuan harus berdaya dan berwawasan luas agar dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan,” kata Rosmeri.
Lebih lanjut kata Rosmeri, sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh BKOW sempena Hari Ibu lebih mengedepankan peran perempuan agar lebih aktif berdaya.
“Contohnya memberikan pelatihan beauty class yang salah satu tujuannya agar para perempuan lebih mandiri, mampu memberdayakan kemampuan diri sendiri untuk tampil cantik,” lanjutnya.
Kemudian bergembira bersama 1.000 lansia yang kebanyakan pesertanya adalah perempuan, selaian untuk mengajak berpola hidup sehat juga sebagai ajang peningkatan silaturahmi. Lalu ada seminar kanker sebagai langkah agar para perempuan dapat mengantisipasi sejak dini dari penyakit kanker itu sendiri.
Kemudian yang paling penting juga adalah memberi semangat dan memotivasi kaum perempuan untuk meningkatan UMKM, pemberdayaan ekonomi bagi perempuan juga penting.
“Karna saya yakin, kaum perempuan semuanya hebat, yang paling penting adalah niat, kesungguhan dan kesempatan,” katanya.
Lalu, langkah konkret dalam menghindari kekerasan kata Rosmeri adalah mendekatkan diri dalam keluarga itu sendiri, memberikan motivasi, pengetahuan dan membikan pikiran agar kedepan tidak mengalami kekerasan itu kedepan.
Lebih dari itu, Rosmeri berpesan untuk para perempuan untuk tidak mengabaikan kewajiban dalam keluarga, sesibuk apapun di luar agar tidak mengabaikan tugas dan tanggungjawab dirumah.
“Perempuan harus mampu mengatur waktu, dirumah dan ada waktu dia membuka diri untuk memberikan waktunya bagi masyarakat,” pungkasnya.
Sementara Itu, Wakil Ketua DPRD Kepri Dewi Kumalasari mengatakan pihak Dewan sendiri memberi dukungan penuh dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan pemberdayaan perempuan.
“Kita pasti ikut mendukung agar setiap perempuan dapat melakukan sesuatu hal yang positif dalam mengisi pembangunan di daerah,” kata Dewi.
Dalam mengisi pembangunan tersebut lanjut Dewi, perempuan harus didukung dengan sejumlah kegiatan pemberdayaan perempuan yang berkelanjutan.
“Semua ditujukan agar kaum perempuan dapat mandiri,” lanjut Dewi.
Namun yang lebih penting dari itu, ditambahkan Dewi adalah pondasi agama yang harus dimiliki. Juga didalam keluarga harus saling mengerti suami istri dalam rumah tangga. Perempuan sebagai ibu rumah tangga tidak mesti pasrah, namun harus berkaya.
“Tentu yang paling utama adalah mendidik anak-anak kita agar generasi muda kita dapat berkualitas,” tambahnya lagi.
Kadis Pemberdayaan Perempuan Misni mengatakan bahwa salah satu indikator untuk menilai kemajuan pembangunan disuatu daerah dapat dilihat dari perempuan.
“IPG (Indeks Pembangunan Gender) di Kepri saat ini cukup bagus masuk di angka 66 dan ada 3 indikator yang mempengaruhinya yakni Partisipasi di bidang politik, Keterlibatan di jabatan publik dan Keterlibatan di bidang perekonomian. Ketiganya harus dapat ditingkatkan agar IPG ikut meningkat,” kata Misni.
Lebih lanjut, Isu kekerasan perempuan dan anak yang saat ini masih terjadi harus terus ditekan dan dihilangkan agar pembangunan dibidang perempuan dapat terus berjalan maksimal.
BKOW sendiri dikatakan Misni pun sudah ikut dan terus memberikan kontribusi yang besar dalam mengingkatkan pemberdayaan perempuan.
“Ketika perempuan sudah berdaya itu akan menolong dirinya sendiri dan akan berdampak positif bagi orang lain untuk terus membentuk sdm yang berkualitas,” lanjut Misni.
Tinjau Perpustakaan dan Nobar Film Pendek
Usai berdialog, Rosmeri langsung begerak menuju Dinas Perpustakaan Provinsi Kepri untuk ikut nonton bareng (nobar) dua Film Pendek yakni Surga Kecil di Bondowoso dan Film tentang Pendeta Peduli HIV bersama sejumlah Ibu-Ibu, Tokoh Masyarakat dan Mahasiswa.
Tiba Perpus, Rosmeri terlebih dahulu melakukan peninjauan ke berbagai ruang dan salah satu yang menarik perhatiannya adalah ruang baca anak. Tidak hanya berisikan ratusan buku tapi juga disediakan taman bermain mini untuk membuat suasana semakin menyenangkan buat anak-anak.
Rosmeri pun berbincang dengan sejumlah anak-anak yang sedang menikmati buku bacaannya, sembari berpesan agar rajin belajar.
“Buku adalah gudangnya ilmu, jangan bosan-bosan untuk datang keperpustakaan ya nak,” pesan Rosmeri.
Menurut Rosmeri, belajar yang tekun merupakan salah satu kunci dan bekal bagi generasi muda yang jika sejak dini terus dipupuk dapat menjadi bekal yang berharga bagi masa depan bangsa.
Menanggapi Nobar Film, Rosmeri ingin film ini jangan di hanya di lihat sebagai tontonan saja namun lebih dalam adalah makna yang terkandung disetiap cuplikannya.
Surga Kecil di Bondowoso sendiri, tentang Pasutri yang sama-sama bekerja (Suami sebagai Ustaz dan Istri sebagai Ustazah sekaligus Kepala Sekolah), keduanya saling berkolaborasi dalam mengurus keluarga, apa yang dikerjakan istri sebagai ibu rumah tangga dapat dikerjakan semua oleh suami yang jika sang istri bertugas maka suaminya dapat mengambil peran.
“Film ini memberikan contoh bahwa kebahagiaan dalam rumah tangga adalah saling mengisi dalam menjalankan peran di keluarga,” kata Rosmeri.
Pun dengan Film kedua tentang seorang Pendeta Perempuan di Papua yang menggalangkan hidup sehat bebas HIV dengan Sirkumsisi (Khitan).
“Jerih payah seorang pendeta tersebut patut diapresiasi karna tidak pernah lelah mengajak kebaikan, demikian pun kita saat ini bertugas untuk bersama-sama saling bahu membahu untuk pembangunan,” katanya.