BATAM – Komunitas Batak di Batam, mendorong anak-anak muda Batak untuk memahami budaya-nya. Sehingga, ditengah tantangan global saat ini, nilai-nilai budayanya, tetap hadir dalam kehidupan masyartakat Batak Batam. Untuk mendorong pemeliharaan budaya itu, maka disiapkan kegiatan festival tortor, seminar dan pesta budaya Batak.
Kegiatan itu disampaikan Ketua umum panitia penyelenggara, Niko nixon situmorang, Kamis (13/2) di Batam, akan digelar 7 Juni 2020, didampingi Ketua Umum Pejabat, Darwis Siagian. Hadir juga anggota dewan Batam dari suku Batak. Seperti, Tumbur M Sihaloho, Werton Panggabean, Thomas Sembiring, Erikson Pasaribu, J Nababan, Mulia Rindo serta Dendis Rajagukguk.
Disebutkan, kegiatan itu direncanakan digelar di kawasan SP Plaza Batuaji. Untuk festival tortor, akan diikuti kawula muda di Batam, sebagai peserta. “Kegiatan itu digelar untuk melestarikan budaya batak di Batam,” kata Niko.
Sementara untuk seminar, akan diikuti orang tua dan anak muda. Serta pesta budaya akan diikuti semua unsur masyarakat Batak dari enam sub entis Batak di Batam. Mulai dari Toba, Mandailing, Karo, Simalungun, Pakpak dan Angkola.
“Kita ingin agar identitas itu sebagai kekayaan Indonesia yang beragam, dipahami anak-anak muda kita,” harapnya.
Pada hari H penyelenggaran kegiatan, akan dilibatkan juga etnis Melayu, Jawa, Tionghoa, Nias dan lainnya. Kemudian ada tari kolosoal, teater, puisi dan lainnya. Sementara untuk seminar, diharapkan warga Batam dari etnis Batak, bisa memperdalam pembahasan terkait dengan asal usul batak, unsur kebudayaan, landasan habatahon, dalihan natolu, implementasinya, eksistensi budaya batak dalam kemajuan iptek dan etos habatahon.
“Sehingga kita memahami dan melestarikan akar budaya dan philosophy Batak. Memahami nilai kehidupan dengan berbagai pesan moral yang ada dalam budaya Batak. Hingga memahami tantangan budaya Batak terhadap perubahan zaman,” hatap dia.
Sementara untuk narasumber seminar, akan dihadirkan Ketua Umum Yayasan Pelestari Kebudayaan Batak, Prof Albiner Siagian. Kemudian Bupati Serdang Begadai, Soekirman, Kepala Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak-Nomensen, Manguji Nababan. Ada juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Pelestari Kebudayaan Batak, Jim Siahaan serta tokoh pendiri YPKB, WTP Simarmata.
Sementara Darwis Siagian mengatakan, kegiatan itu digagas dan dilaksanakan Persaudaraan Jawa Batak Tionghoa (Pejabat), bekerjasama dengan YPKB Medan serta Jesparago.
“Kita mendorong agar supaya generasi muda memahami makna tortor. Mula-mula, somba-somba, marhusip dan lainnya,” beber dia. (mbb)