BATAM – Pemilihan Gubernur (Pilgub) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) rencananya akan digelar pada Desember 2020 mendatang atau bisa lebih lama lagi tergantung situasi pandemi Covid-19 di Tanah Air. Akan tetapi, perbincangan dan kampanye para simpatisan pendukung bakal calon gubernur Kepri sudah ramai. Salah satunya yang menjadi pembicaraan adalah Plt Gubernur Kepri Isdianto.
Keriuhan di media masa dan media sosial ini menarik minat Kelompok Diskusi Demokrasi (KoDDeS) kawasan Kepri untuk melakukan diskusi secara online khusus membahas fenomena Pilkada di kawasan maritim tersebut.
Husnul Khotimah, sekretaris pelaksana KoDDes menjelaskan, Focus Group Discussion (FGD) daring atau online yang diselenggarakan timnya menyimpulkan bahwa Plt Gubernur Kepri Isdianto menjadi tokoh yang paling dianggap potensial dan pantas melanjutkan kepemimpinan di Kepri. Lebih lanjut Husnul menjelaskan, paling tidak ada tiga alasan peserta diskusi menempatkan Isdianto sebagai tokoh yang paling layak.
Pertama, tak dapat dipungkiri, Isdianto adalah tokoh paling populer diantara para bakal calon lain yang muncul. Apalagi menurutnya, saat ini Isdianto menjabat sebagai Plt Gubernur Kepri yang sebentar lagi akan ditetapkan menjadi Gubernur secara definitif dan juga merupakan adik kandung dari Gubernur Kepri sebelumnya yakni almarhum Muhammad Sani yang sampai saat ini basisnya masih mengakar di bawah.
“Kemenangan Pak Sani dalam pilgub Kepri 5 tahun lalu masih membekas dan mengendap di benak warga, sehingga mereka menginginkan Isdianto melanjutkan perjuangan dan cita-cita sang kakak untuk memimpin Kepri,” kata Husnul, Senin (18/5/2020).
Selain itu, posisi Isdianto yang menjabat sebagai Plt Gubernur Kepri dinilai mampu menepatkan diri menjadi tokoh paling populer sebagaimana dirilis dalam survei opini publik oleh beberapa lembaga survei beberapa waktu lalu.
“Isdianto tidak hanya populer, akan tetapi tingkat elektabilitasnya juga semakin meroket mengalahkan para pesaing lainnya. Ini artinya Isdianto punya potensi dan peluang yang besar untuk kembali memimpin Kepri,” jelasnya.
Kedua, Isdianto dinilai bebas dari kepentingan kekuatan politik secara khusus, ini terbukti dengan posisinya yang bebas, setelah mundur dari salah satu parpol. Isdianto tidak menjadi pemimpin partai politik apapun atau pimpinan ormas yang berafiliasi dengan politik. Kondisi ini, menurut Husnul, membuatnya tak terkerangkeng dan terkotak-kotak sedari awal.
“Hal ini yang menempatkannya sebagai tokoh yang bisa masuk kemana saja dan dapat diterima siapa saja,” ungkapnya.
Alasan ketiga, Isdianto berhasil memegang jabatannya sebagai Plt Gubernur Kepri dengan baik. Segudang prestasi diraihnya dan terobosannya dalam waktu singkat mampu menarik simpati masyarakat untuk mendudukannya kembali sebagai kepala daerah.
“Kapasitas, kapabilitas, pengalaman kepemimpinan dan kemampuan modal sosial politik dan pemerintahan membuat Isdianto menjadi tokoh yang akseptabel dan elektabel di Pilgub Kepri mendatang,” pungkas Husnul.