Dampak penyebaran virus corona di sejumlah negara membuat kondisi ekonomi di Batam lesu dalam sebulan terakhir. Walikota Batam hanya bisa mengimbau agar bahan baku untuk indistri jangan impor dari China.
BATAM – Kepala BP Batam, Muhammad Rudi segera mengambil solusi untuk menyelamatkan pertumbuhan ekonomi di Batam. Pihaknya segera melalukan rapat dengan seluruh stakeholder dan berbagai pengusaha di Kantor BP Batam pada Senin (2/3/2020) mendatang membahas terkait dengan lesunya ekonomi dalam sebulan ini dampak dari virus corona.
”Kita ambil keputusan Senin ini. Apa solusinya,” ujar Rudi, Jumat (28/2).
Rudi menilai demi keselamatan bersama, seharusnya para pelaku industri bisa mencari bahan baku dari negara lainnya. Jadi tidak hanya bergantung pada negara China, walaupun di sana harga bahan baku lebih murah dengan negara lainnya.
”Seharusnya perusahaan ini yang mencari sendiri. Karena selama ini hanya berkiblat ke China saja karena lebih murah. Ke depan kalau boleh tak rugi. Padahal bahan baku ini banyak dari wilayah lain. Tapi dari China yang murah,” ujar Rudi.
Ia berjanji akan menyampaikan hal ini kepada pelaku usaha di Batam yang akan dikumpulkan. Sehingga bahan baku untuk industri bisa berjalan sebagaimana mestinya.
”Besok akan saya sampaikan itu. Kita sama-sama tanggungjawab dengan negara ini. Kami hanya sebagai pemegang regulasi akan menegakkan itu. Tapi perlu diketahui menyelamatkan bangsa ini harus sama-sama. Karena mereka pelakunya kami regulasinya,” sebutnya.
Sama halnya dengan merosotnya jumlah wisman dalam sektor pariwisata. Pihaknya masih menunggu petunjuk teknis pembebasan pajak hotel, restoran dan hiburan dari Kementerian Keuangan. Pihaknya sudah menerima terkait insentif, hanya saja belum disebutkan berapa jumlahnya untuk Kota Batam.
”Kebijakan hotel kalau misalnya regulasinya membolehkan kami membebaskan kami kan 10 persen itu saja,” ujarnya.
Kalau ada kebijakan menteri khusus itu, jelasnya, mereka berharap para hotel ini rugi tak papa daripada rugi total. Kita anggap dia untung 50 sekarang malah rugi 20 persen.
”Artinya masih bisa beroperasional menyelamatkan pekerja. Insentif sudah dapat suratnya. Belum ada informasinya berapa untuk kita. Kita terima saja,” ujarnya. (MARTUA)