Sekdaprov Kepri TS Arif Fadillah berharap Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjadi wadah strategis yang menjadi rujukan umat Islam melalui fatwa-fatwanya. MUI juga harus menjadi perekat antara ulama dan masyarakat, sehingga tercipta kehidupan yang aman dan kondusif.
Penegasan tersebut disampaikan TS Arif Fadillah saat membuka secara resmi Rakerda VII Majelis Ulama Indonesia Kepri Tahun 2019 bertempat di Hotel Golden View Bengkong Batam, Rabu (20/11) malam.
Pemerintah Provinsi Kepri juga terus mendorong kehidupan beragama. Salah satu yakni kita bersama ulama mengisi dan memeriahkan syiar Islam di Kepri. Pemprov juga senantiasa memperbanyak iven keagamaan. Terlebih bila bersempena dengan hari besar keagamaan. Bentuknya beragam. Mulai dari pengajian kajian ilmu, hingga tabligh akbar.
“Itu wujud syiar yang terus kita lakukan bersama para alim ulama selama ini, ” jelasnya.
Pemerintah juga terus mendorong peningkatan kesejahteraan. Salah satunya bantuan untuk para ustad yang tersebar dipelosok Kepri.
“Kita telah anggarkan melalui APBD Provinsi Kepri,” kata Arif Fadillah.
Pembukaan rakerda sendiri ditandai dengan pemukulan gong, sekaligus launching website resmi milik MUI Kepri. Rakarda kali ini mengangkat Tema “Penguatan Islam Washatiyah Dalam Mewujudkan Kepri Yang Maju Dan Bermartabat”.
Ketua Umum MUI Bidang Kerukunan Umat Beragama sekaligus Ketua PB Al Washliyah Prof Yusnar Yusuf Rangkuti menekankan pentingnya ulama untuk bisa memiliki sifat dan karateristik dalam menerapkan Islam Wasathiyah.
Menurutnya ada 10 karakter Islam Wasathiyah, jelas Yusnar. Diantaranya, tawasut (mengambil jalan tengah), tawazun (berkesinambungan), i’tidam (lurus), tasamuh (toleransi) dan musawah (egaliter).
Ciri lain dari Islam Wasathiyah juga ada syura (musyawarah), islah (reformasi), awlawiyah (mendahulukan prioritas), tathawur wa ibtikar (dinamis) dan tahaddhur (berkeadaban). Nilai-nilai tersebut harus menjadi karateristik guna meningkatkan kualitas hidup beragama kita, pintanya.
Wakil Ketua Umum MUI Kepri Bambang Maryono menjelaskan, melalui rakerda diharapkan akan melahirkan gagasan – gagasan baru, dalam rangka menjalankan kehidupan beragama di Kepulauan Riau.
MUI juga mengharapkan dukungan semua pihak, utamanya pemerintah dalam upaya menciptakan keharmonisan beragama. Agar tercipta kerukunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, jelas Agus Maryono.
MUI juga akan terus menjaga kehidupan beragama. Agar terhindar dari pemahaman beragama yang menyimpang seperti gerakan ekstrim dan radikal. Gerakan seperti ini yang harus kita kawal. “Dan inilah tugas ulama MUI, ” tegasnya.
Kepala Kantor Kemenag Provinsi Kepri Mukhlisudin berharap, kalau ulama adalah penyejuk dari berbagai hiruk pikuk permasalahan umat. Karena itu, ulama harus berkidmat dalam melaksanakan tugas dalam rangka menyelaraskan kehidupan beragama di Kepri khususnya.